The Conversation
27 Mar 2025, 01:58 GMT+10
Kualitas lulusan guru belum sebanding dengan tingginya minat terhadap pendidikan keguruan.
Seleksi ketat dan integrasi teori-praktik yang kuat menjadi kunci pendidikan guru efektif di Singapura, Finlandia, Jerman, dan Korea Selatan.
Pendidikan Guru Awal (PGA) di Indonesia perlu meningkatkan standar seleksi masuk dan memperkuat sinkronisasi teori dan praktik.
Minat menjadi guru di Indonesia semakin meningkat setelah pemerintah mengesahkan Undang-Undang Guru tahun 2005 yang menetapkan kualifikasi guru minimal sarjana serta menjamin kesejahteraan melalui program sertifikasi.
Tak heran, program Pendidikan Guru Awal (PGA) merupakan salah satu program studi paling banyak ditawarkan di Indonesia. Dari total 31.391 program studi di Indonesia, 6.398 program (sekitar 20,38%) merupakan program pendidikan guru, dengan 2.111.556 mahasiswa terdaftar.
PGA adalah program sarjana pendidikan selama empat tahun yang merupakan tahap terpenting dalam meniti karier profesi guru. Pasalnya, PGA memberikan fondasi awal berupa pedagogis (pendidikan), pengetahuan disiplin ilmu, serta nilai-nilai profesionalisme.
Setelah lulus PGA, calon guru mengikuti program sertifikasi guru selama satu tahun untuk memenuhi syarat sebagai pendidik profesional. Tahapan ini berperan strategis dalam membentuk pola pikir dan praktik calon guru.
Sayangnya, meski jumlah mahasiswa yang terdaftar dalam pendidikan guru meningkat, banyak mahasiswa yang masuk ke program pendidikan guru bukan berdasarkan minat mengajar, sehingga karir menjadi guru bukanlah pilihan utama mereka.
Selain itu, kualitas lulusannya dipertanyakan karena tidak ada persyaratan masuk yang kompetitif. Bahkan, guru pemula di Indonesia merasa kurang kompeten dalam menangani siswa dengan karakteristik yang berbeda, berkomunikasi dengan orang tua dan sesama rekan guru, serta kesulitan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Artinya, PGA memerlukan proses seleksi yang lebih ketat serta kombinasi teori dan praktik yang lebih banyak agar para calon guru lebih siap menghadapi tantangan di lapangan.
Penelitian yang dilakukan oleh OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) di Australia, Jepang, Korea, Belanda, Norwegia, Amerika Serikat, dan Wales (Inggris) tahun 2018 menunjukan bahwa proses seleksi yang ketat dapat meningkatkan kualitas calon guru dan mempertahankan motivasi mereka sepanjang program.
Dengan menilai tidak hanya pencapaian akademis tetapi juga keterampilan komunikasi, hasrat untuk mengajar, dan komitmen terhadap pendidikan, program PGA dapat menarik kandidat yang benar-benar tertarik pada profesi guru.
Singapura, contohnya, menerapkan seleksi rekrutmen yang ketat dan selektif dengan hanya memilih calon guru dari sepertiga teratas lulusan sekolah menengah. Selain prestasi akademis, komitmen calon guru terhadap profesi merupakan faktor utama dalam seleksi.
Proses rekrutmen juga dilakukan dalam dua tahap melibatkan kementerian pendidikan dan National Institute of Education (NIE)-lembaga utama yang bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan guru di Singapura), berdasarkan seleksi kriteria yang meliputi keterampilan komunikasi, minat mengajar, tujuan dan aspirasi, serta kemauan untuk terus belajar. Kandidat yang telah lolos seleksi awal masih harus mengikuti masa percobaan mengajar di sekolah sebelum secara formal memulai pendidikan guru awal di NIE..
Sementara itu, Finlandia dan Korea Selatan menerapkan kriteria seleksi yang ketat untuk memastikan hanya kandidat yang sangat termotivasi dan kompeten yang memasuki program pendidikan guru.
Di Finlandia, hanya sekitar 10% dari total pendaftar yang berhasil diterima dalam program pendidikan guru di universitas. Proses seleksi ini mencakup uji akademis, wawancara, serta penilaian keterampilan sosial dan motivasi. Finlandia menekankan bahwa calon guru tidak hanya harus memiliki kemampuan akademis tinggi, tetapi juga komitmen dan keterampilan mendidik yang kuat.
Dengan beragamnya karakter demografi dan dinamika kebijakan pendidikan, guru harus memiliki kemampuan menerjemahkan teori ke dalam praktik. Ini bisa dilakukan melalui:
1. Pendidikan guru berbasis riset dan berbasis bukti
Salah satu pendekatan yang terbukti efektif di negara maju, seperti Finlandia, adalah pendidikan guru berbasis riset. Pendekatan ini menekankan penguatan keterampilan analitis dan reflektif calon guru melalui keterampilan meneliti.
Pendidikan guru berbasis riset diterapkan melalui mata kuliah metodologi riset dan aplikasinya dalam praktik pengajaran yang bertujuan untuk membantu guru melakukan observasi, analisis, dan mengembangkan praktik mengajar mereka.
Opsi lainnya adalah praktik pengajaran berbasis bukti (evidence-based teaching practices) yang telah diterapkan di Stanford Teacher Education Program (STEP), yaitu praktik pengajaran berdasarkan hasil riset yang telah terbukti efektif. Penerapan praktik pengajaran berbasis bukti membantu calon guru menggabungkan temuan riset, pengalaman, dan penilaian mereka sendiri sebagai dasar dalam mengajar.
2. Perkuat pengalaman praktik
Calon guru di Singapura wajib menyelesaikan praktik mengajar di sekolah sebagai bagian integral dari pendidikan mereka. Praktik ini adalah hasil kemitraan antara National Institute of Education (NIE), kementerian pendidikan, dan sekolah-sekolah, untuk memastikan calon guru mendapatkan pengalaman lapangan yang esensial dengan durasi praktik mengajar 16 bulan.
Di Jerman, praktik mengajar bagi mahasiswa calon guru berdurasi antara 18-24 bulan dan terdiri dari 2 fase. Pertama, fase mahasiswa calon guru belajar di Universitas termasuk magang di sekolah dengan total durasi 5 tahun. Kedua pelatihan di institusi khusus pendidikan guru yang berfokus pada praktik mengajar di kelas dengan durasi 2 tahun.
Di Korea Selatan, calon guru diwajibkan menjalani program mengajar penuh waktu selama 4-6 minggu, sementara di Hong Kong, durasi kewajiban mengajar minimal adalah 8-10 minggu.
Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan kualitas guru melalui Program Profesi Guru (PPG) berdurasi 1 tahun, yang dirancang untuk membekali lulusan pendidikan dengan kompetensi mengajar yang lebih baik sebelum mereka memasuki dunia kerja.
Namun, program ini kurang efektif, mengingat hanya ada 139 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menyediakan PPG, sementara terdapat 6.398 program studi pendidikan di seluruh Indonesia.. Dengan kapasitas yang terbatas, PPG belum mampu menjangkau seluruh calon guru, sehingga tidak cukup untuk mengatasi tantangan pasokan dan permintaan tenaga pendidik di Indonesia.
Sebaliknya, sistem PGA memiliki potensi besar untuk menjembatani kesenjangan ini dengan cara yang lebih efisien. Selain karena durasi program pendidikan sarjana cukup panjang yaitu 4 tahun, jumlah institusi penyedia program sarjana pendidikan juga lebih banyak.
Artinya, PGA dapat menjadi langkah yang lebih strategis dalam membekali calon guru dengan kompetensi inti dan pengalaman praktik yang lebih mendalam. Caranya adalah dengan memberlakukan proses seleksi masuk yang tidak hanya mempertimbangkan aspek akademis tetapi juga motivasi, membekali mahasiswa dengan pengajaran berbasis bukti, dan memberikan pengalaman praktik yang memadai agar mereka mampu menghadapi realitas saat lulus nanti.
Sudah saatnya sistem PGA di Indonesia berorientasi pada kualitas, bukan sekadar kuantitas. Sebab, memastikan calon guru yang masuk benar-benar berkualitas dan siap bertahan di dunia pendidikan merupakan investasi masa depan.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama TCID bersama para penulis dan IDEAS, lembaga think-tank di bawah naungan Yayasan Dompet Dhuafa.
Get a daily dose of Malaysia Sun news through our daily email, its complimentary and keeps you fully up to date with world and business news as well.
Publish news of your business, community or sports group, personnel appointments, major event and more by submitting a news release to Malaysia Sun.
More InformationBENGALURU, India: A major regulatory breakthrough in India could mark a turning point for Starlink, Elon Musk's satellite internet...
The death toll in Friday's massive earthquake in Myanmar has risen to nearly 700, and is expected to rise significantly. At least another...
Members of a national rescue team of China gather before departing for Myanmar in Beijing, capital of China, March 29, 2025. (Xinhua/Cai...
By Binod Adhikari Kathmandu [Nepal], March 29 (ANI): Nepal's former Prime Minister Pushpa Kamal Dahal has accused former King Gyanendra...
Kathua (Jammu and Kashmir) [India], March 29 (ANI): Jammu and Kashmir Chief Minister Omar Abdullah on Saturday laid a wreath and paid...
The Cabinet Committee on Security has greenlit a $7.3bn order for 156 light combat helicopters for the army and air force India has...
BENGALURU, India: A major regulatory breakthrough in India could mark a turning point for Starlink, Elon Musk's satellite internet...
NEW YORK, New York - Renewed fears about inflation, and U.S. Donald Trump's trade policies say American markets take a deep dive Friday....
NEW YORK CITY, New York: Segway is recalling about 220,000 scooters in the U.S. because of a safety issue that can cause riders to...
BEIJING, China: As global tech firms navigate rising geopolitical tensions, China has extended a warm signal to Apple, one of its most...
NEW YORK, New York - Shares in automakers fell sharply Thursday after U.S.President Donald Trump imposed a 25 percent tariff on all...
WASHINGTON, D.C.: Federal safety regulators have launched a new investigation into Ford's best-selling F-150 pickup trucks after receiving...